Sabtu, 18 Juli 2015

IHSG untuk minggu depan dan watchlist

Minggu ini tampaknya isu tentang bailout Yunani dan meletusnya gelembung dari indeks pasar saham Tiongkok sudah mulai reda. Untuk Yunani sendiri (sepintas saya baca di suatu koran online) sepertinya parlemen menyetujui untuk menerima dana bantuan dari Uni Eropa untuk membayar hutang ke IMF. Hal tersebut menurut beberapa analis yang menyebabkan beberapa indeks pasar saham Amerika Serikat merangkak naik tipis pada penutupan perdagangan minggu ini, indeks yang ditutup menguat yaitu NASDAQ dan S&P 500, sedangkan DJIA ditutup melemah.


Meletusnya bubble price di indeks pasar saham tiongkok pun sepertinya mulai mereda. Stimulus yang dikeluarkan pemerintah Tiongkok untuk meredam aksi penjualan besar-besaran oleh investor Tiongkok tampak berhasil jika dilihat dari harga penutupan pada akhir perdagangan minggu ini. Indeks pasar saham Tiongkok ditutup menguat sebesar 3%. Hal tersebut merupakan awal yang baik mengingat jika aksi penjualan besar-besaran oleh investor terus berlangsung, maka akan berdampak mempengaruhi indeks pasar saham di seluruh dunia untuk jangka pendek.

Isu yang mungkin hangat untuk minggu depan ialah laporan GDP kuartal kedua yang dikeluarkan BPS (Badan Pusat Statistik). Jika GDP melebihi dari kuartal satu atau sekitar 4,8%-5%, hal tersebut akan berdampak positif ke pasar saham, akan memungkinkan juga ekspektasi investor terhadap perekonomian Indonesia untuk tahun ini. Bukan hal yang tidak mungkin nantinya dana yang besar dari investor asing akan masuk ke pasar saham indonesia dalam waktu dekat. Namun hal berbeda terjadi jika GDP kuartal kedua dibawah dari GDP kuartal pertama atau berkisar lebih kecil dari 4,7%, maka para analis ekonomi asing maupun lokal bisa saja menurunkan lagi target pertumbuhan Indonesia tahun ini menjadi 5% atau bahkan dibawah 5%. Dampak ke pasar saham dalam jangka pendek mungkin akan menurunkan IHSG mencapai titik support paling bawah sekitar 4500. Dalam jangka pendek juga akan menyebabkan capital outflow karena investor asing akan menarik dana dari pasar saham untuk sementara waktu hingga iklim ekonomi Indonesia mulai membaik. 

So, untuk pergerakan IHSG minggu depan mungkin ga jauh beda dengan minggu kemarin, masih bergerak di kisaran 4825-5000, jika tembus support 4825 maka support terdekat berada di 4700, jika tembus resist 5000 maka resist terdekat di 5100.




Watch list minggu depan :

SSMS masih seperti minggu kemarin, range 1850-2000, kalau bisa tembus MA 50 maka akan melanjutkan ke harga 2200. Bisa beli diharga 1850-1935 dengan TP 2100. Untuk minggu ini sendiri SSMS di akumulasi oleh broker asing cukup besar .

PWON, GIAA, dan TLKM analisisnya masih sama seperti minggu kemarin dan bisa lihat disini 

EXCL merupakan target yang menarik jika dilihat dari chart

Indikator MACD menunjukan tanda-tanda golden cross, jadi bisa beli di harga sekarang yaitu 3280. Lalu indikator MFI juga menunjukan peningkatan aliran masuk dana ke saham EXCL ini. Jika dilihat dari broker yang beli dari 2 minggu kebelakang, saham EXCL ini diakumulasi oleh Deutche Bank Securities, namun banyak dijual oleh saham Credite Suisse, Morgan Stanley, dan Citigrup


INDF pergerakan minggu ini cukup menarik karena turun cukup dalam, mungkin minggu depan saya akan antre beli diharga closing pada minggu ini yaitu di harga 6225. TP terdekat berada di harga 6500. Pada perdagangan hari terakhir minggu ini, saham INDF juga diakumulasi asing cukup banyak.


Mungkin sekian pembahasan untuk minggu ini
*Disclaimer on
#UtampanScratch



Tidak ada komentar:

Posting Komentar