Sabtu, 07 November 2015

IHSG untuk minggu depan

Selamat Malam.
Kali ini saya akan mencoba untuk memulai menulis lagi, ya walaupun tulisan saya masih berantakan seperti hati ini *apasih -_-

Minggu ini ada beberapa laporan publikasi ekonomi yang menjadi fokus perhatian saya.

Pertama ialah publikasi laporan laju inflasi untuk bulan oktober. Hasilnya bahwa selama bulan oktober kemarin Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,08% (mom) atau 6,25% (yoy). Hal ini mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat di Indonesia rata-rata mengalami penurunan. Sehingga hal ini memungkinkan pada bulan ini Bank Indonesia untuk mulai menurunkan BI rate minimal sebesar 25bsp atau menjadi 7,25% untuk memulihkan daya beli masyarakat yang turun. Adanya deflasi ini juga dapat membuktikan bahwa anggaran pemerintah yang digelontorkan untuk meningkatkan perekonomian belum sepenuhnya terwujud. Ya memang untuk meningkatkan perekonomian suatu negara melalui jalur fiskal (anggaran pemerintah)  dampaknya tidak akan terasa pada tahun ini, mungkin saja baru terasa pada pertengahan tahun 2016. Maka dari itu, jika tidak ada masalah eksternal yang menghambat Indonesia tahun depan, saya rasa perekonomian Indonesia akan baik dan bangkit #Optimis.

Fokus kedua ialah publikasi laporan GDP Indonesia Kuartal ketiga. Hasilnya hmmm, menurut saya not bad lah, 4,73% (yoy) dan 3,21% (mom). Not bad disini ialah bahwa penurunan GDP Indonesia tidak parah yang di prediksi yaitu sebesar 4,67% (yoy), ya walaupun secara umum GDP Indonesia mengalami penurunan. Hal ini juga dapat menunjukan terjadinya perlambatan perekonomian Indonesia dalam jangka waktu pendek. Perkiraan saya untuk tahun ini sih GDP indonesia berkisar antara 4,8-4,9%, akan sangat beruntuk jika GDP indonesia bisa sampai 5%. Untuk kedepannya saya sangat optimis bahwa GDP Indonesia bisa tembus 6% lagi, mengingat akan banyak proyek-proyek infrastruktur yang akan berlangsung pada tahun depan.

Fokus ketiga ialah publikasi laporan Nonfarm Payrolls di Amerika Serikat. Hasilnya sangat mengejutkan yaitu sebesar 268.000 dan tingkat pengangguran turun menjadi 5% (sebelumnya 5,1%). Hasil ini sangat jauh diatas ekpektasi yang hanya sebesar 165.000. Hal ini salah satu indikasi bahwa perekonomian Amerika Serikat mulai bangkit, dan akan memberikan sinyal terhadap kenaikan FED rate lebih cepat. Kemungkinan besar sih akan naik pada bulan Maret, kalaupun dinaikkan pada bulan Desember nanti, mungkin akan terjadi sedikit guncangan bagi pasar saham Indonesia. Ya walaupun mau naik atau engga tampaknya Investor pasar saham Indonesia sudah bosen dengan rencana FED ini, Menurut saya sih akan terjadi guncangan jangka pendek kalau FED sampai menaikan tingkat suku bunganya.

So, untuk minggu depan pergerakan IHSG akan sideways dari 4600-4450, karena masih ada 2 utang gap yg belum tertutupi

Stock pick untuk minggu depan :

TLKM buy di rentang 2700-2730

JSMR buy di rentang 5000-5050

Disclaimer: on
#UtampanScratch

Tidak ada komentar:

Posting Komentar